KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK PRAKONSEPSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN PUTRI MUHAMMADIYAH PURWOKERTO




ABSTRAK

Mitra  merupakan  para  remaja  usia  10-19  tahun  di  Panti  Asuhan  Putri  Muhammadiyah 
Purwokerto, yang  sedang  menjalani  masa  transisi  dari  kanak-kanak  menuju  dewasa  namun  tidak  semua  menyadari  bahwa pada masa remaja terjadi perubahan besar pada fisik dan kejiwaannya  yang  akan berpengaruh pada kehidupan reproduksinya.Tujuan  Program  ini    untuk  memberikan  informasi  dan  pengetahuan  yang  berhubungan  dengan perilaku  hidup  sehat  bagi  remaja,  sehingga  mitra    mampu  memelihara  kesehatan  dirinya  agar  dapat  memasuki masa   kehidupan berkeluarga   dengan   reproduksi   sehat.   Metode   yang   digunakan   dalam   pengabdian   ini penyuluhan dan pendidikan kesehatan serta pelatihan memecahkan masalah. dengan target luaran meningkatnya pengetahuan mitra tentang kesehatan reproduksi dan persiapan prakonsepsi, adanya liflet dan modul serta mitra mampu   menjadi   tutor   sebaya.   Hasil   pengabdian   adalah   menigkatnya   pengetahuan   dan   keterampilan berkomunikasi  mitra  berkaitan  dengan  kesehatan  reproduksi  dan  persiapan  konsepsi. Pendidikan  kesehatan reproduksi  harus  dianggap  sebagai  bagian  dari  proses  pendidikan  yang  mempunyai  tujuan  untuk  memperkuat dasar-dasar  pengetahuan  dan  pengembangan  kepribadian  dan  bukan  sesuatu  hal  yang  tabu,  dan  upaya  bagi remaja  (mitra)  dalam  meningkatkan  pemahaman  ,  pengetahuan,  sikap  dan  perilaku  positif  tentang  kesehatan reproduksi   dan   seksualnya   serta   meningkatkan   derajat   reproduksinya,   yang   pada   keberhasilannya   juga merupakan upaya  menurunkan Angka Kematian Ibu Kata Kunci: Kesehatan reproduksi remaja, prakonsepsiPENDAHULUANRemaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik,   psikologis   maupun   intelektual   (Widyastuti,   2009).   Kesehatan   secara   keseluruhan   selalu berkaitan,  bila  terjadi gangguan  kesehatan pada remaja  secara umum, tentu kesehatan reproduksinya juga akan terganggu. Kesahatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem , fungsi dan proses reproduksi (Depkes, 2001). Pelayanan kesehatan reproduksi remaja bertujuan untuk mencegah dan  melindungi  remaja  dari  perilaku  seksual  berisiko  dan  perilaku  berisiko  lainnya  yang  dapat berpengaruh  terhadap  kesehatan  reproduksi.  Mempersiapkan  remaja  untuk  menjalani  kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab yang meiliputi persiapan fisik, psikis  dan sosial untuk menikah dan menjadi orangtua pada usia yang matangData  mengenai  situasi  kesehatan reproduksi  remaja  sebagian  besar  bersumber  dari  Survey Demografi  dan  Kesehatan  Indonesia  (SDKI)  terutama  komponen  Kesehatan  Reproduksi  Remaja (KRR) tahun 2012 Sekitar 33,3% remaja perempuan yang berusia 15-19 tahun, mulai berpacaran pada saat  belum  berusia15  tahun.  Pada  usia  tersebut  dikhawatirkan  belum  memiliki  keterampilan  hidup yang memadai sehinga berisiko memiliki perilaku yang tidak sehat ,antara lain melakukan hubungan seks pra nikah. Perilaku tersebut berisiko terhadap kehamilan remaja dan penularan penyakit menular seksual. Kehamilan yang tidak direncanakan pada remaja perempuan dapat berlanjut pada aborsi dan pernikahan  remaja  dan  berdampak  pada  masa  depannya  dan  janin    yang  dikandungnya.  selain  itu 

The 8thUniversity Research Colloquium 2018Universitas Muhammadiyah Purwokerto640dapat  menyumbang  pula  angka  kematian  ibu  (AKI)  dan  Angka  Kematian  Bayi  (AKB)  di  Indonesia yang masih sangat tinggi bahkan di ASEAN. Salah  satu  cara  untuk  menurunkan  AKI  adalah  perawatan  kesehatan  yang  dimulai      sebelum konsepsi  yakni    saat  masa  remaja.  Perawatan  kesehatan  pra  konsepsi  mengacu  pada  intervensi biomedis,  perilaku  dan  preventif  sosial  yang  dapat  meningkatkan  kemungkinan  memiliki  bayi  yang sehat  (WHO,  2013).  Serangkaian  intervensi  tersebut  bertujuan  mengintervensi  dan  memodifikasi resiko  biomedis,  perilaku,  dan  sosial  yang  berkaitan  dengan  kesehatan  perempuan  serta  hasil kehamilannya nanti. masa pra konsepsi yaitu masa sebelum konsepsi dan masa antara konsepsi yang dapat  dimulai  dalam  jangka  waktu  dua  tahun  sebelum  konsepsi  atau  bahkan  dengan  tingginya  AKI dan  AKB  asuhan  pra  konsepsi  oleh  Kemenkes  RI  dimulai  sejak  masa  remaja  atau  biasa  disebut periode distal (Wulandari, 2017., Yulizawati, 2016)Informasi  remaja  mengenai  kesehatan  reproduksi  menurut  SDKI  tahun  2012  menunjukkan belum  memadai.  Sebagai  contoh  hanya  31,2%  remaja  perempuan  mengetahui  bahwa  perempuan dapat  hamil  dengan  satu  kali  berhubungan  seksual.  Dari  data  teman  diskusi  dan  sumber  informasi kesehatan  reproduksi  yang  disukai  terlihat  bahwa  peranan  teman  sebaya,  guru  dan  tenaga  kesehatan berpotensi untuk meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi bagi remaja. (Kemenkes RI, 2014)Mitra kegiatan pengabdian pada masyarakat  ini merupakan remaja putri di Panti Asuhan Putri Muhammadiyah  Purwokerto.  Remaja  yang  tinggal  di  panti  asuhan  tentunya  berbeda  dengan  remaja yang  tinggal  di  rumah  dengan  memiliki  keluarga  yang  utuh  dimana  mamiliki  kemampuan  secara ekonomi dan  cukup  mendapatkan  dukungan  secara  psikologi. Remaja  mitra ini menjadi lebih rentan terhadap  berbagai  masalah,  baik  masalah  sosial,  psikologi  maupun  kesehatan  reproduksi.      Panti Asuhan Putri Muhmadiyah Purwokerto mengasuh sekitar  38 remaja putri yang berusia 10 -19 tahun.Berdasarkan  analisis  situasi  dan FGDmasih  kurangnya  pengetahuan  mitra  tentang  kesehatan reproduksi   ramaja   dan   persiapan   konsepsi.   Pengetahuan   remaja   berkaitan   dengan   kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan, agar kelompok mitra mampu melewati tugas perkembangannya dengan baik. Mitra merupakan remaja yang sedang menjalani masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa namun  tidak  semua  menyadari  bahwa  pada  masa  remaja  terjadi  perubahan  besar  pada  fisik  dan kejiwaannya yang  akan berpengaruh pada kehidupan reproduksinya. Tujuan program ini  untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perilaku  hidup  sehat  bagi  remaja,  disamping  mengatasi  masalah  yang  ada  sehingga  mitra    mampu memelihara kesehatan dirinya, dapat memasuki masa kehidupan berkeluarga dengan reproduksi sehat. Sejalan  dengan  tujuan  pendidikan  kesehatan  reproduksi,  pembinaan  remaja  juga  ditujukan  agar mereka memiliki tanggung jawab baik terhadap diri sendiri maupun orang lainPengetahuan tentang kesehatan reproduksi menjadi penting, mitra perlu mendapatkan informasi yang  cukup  sehingga  mengetahui  hal –hal  yang  seharusnya  dilakukan  dan  yang  dihindari.  Dengan mengetahui tentang kesehatan reproduksi secara benar, mitra dapat menghindari hal-hal yang negatif. METODEMetode  yang  digunakan  dalam  kegiatan  ini  adalah  dengan  pemberian  KIE  (Komunikasi, Informasi,    Edukasi)    kepada    para    mitra    mengenai    kesehatan    reproduksi    remaja    meliputi  perkembangan    fisik,    kejiwaan    dan    kematangan    seksual    remaja,    proses    reproduksi    yang bertanggungjawab,  pergaulan  yang  sehat,    persiapan  pra  nikah  dan  konsepsi.  KIE  ini  berupa penyuluhan  dan  pendidikan  kesehatan.  Untuk  mencapai  perubahan  perilaku  mitra,  dapat  dilakukan yaitu secara pendekatan pendidikan. Pendidikan merupakan upaya pembelajaran pada mitra agar mau melakukan   tindakan-tindakan   yang   dapat   memelihara   kesehatannya   yang biasanya   proses   ini memerlukan waktu yang relatif lama, tetapi dapat bertahanlama dalam diri individu. Adapun  target  luaran  dalam  kegiatan  ini  adalah meningkatnya  pengetahuan  para  mitra  (remaja) mengenai kesehatan reproduksi remaja dan pra konsepsi, tersusunnya modul, liflet tentang kesehatan reproduksi  remaja  dan  pra  konsepsi.  untuk  menjadi  panduan  mitra  dalam  berdiskusi  dengan  teman 

The 8thUniversity Research Colloquium 2018Universitas Muhammadiyah Purwokerto641sebaya  dan pada  kegiatan  ini  diharapkan  mitra  pada  akhirnnya  juga  mampu  untuk  menjadi pendidik sebaya/peer educatoryang dilatih dan didorong untuk menyebarluaskan pengetahuan kepada teman-teman  sebaya  sesuai  dengan  masalah  kesehatan  reproduksi  yang  sedang  dihadapi  oleh  teman-teman sebayanya.HASIL DAN PEMBAHASANKegiatan program pengabdian masyarakat ( Iptek bagi Masyarakat ) terlaksana sesuai tujuan. indikator  keberhasilan  program  ini  terlihat  dari  peserta  yang  konsisten  dari  awal  hingga  akhir program,  bertambahnya  wawasan  dan  pengetahuan  mitra  terlihat  dari  ketepatan  dalam  mengerti  dan memahami materi, modul  dan liflet yang diberikan.  Pada kesempatan ini tim pengabdi memberikan edukasi  dan  kemandirian,  Menurut  Sulaeman  tahun  2012  artinya  pemberdayaan    mitra  bagi  bidang kesehatan  dilakukan  atas  dasar  menumbuhkan  kesadaran,  kemauan,  kemampuan  serta  menjadi penggerak dalam pembangunan kesehatan  kemandirian bermakna  sebagai upaya kesehatan diri, olehdan  untuk  masyarakat  sehingga  mampu  untuk  mengoptimalkan  dan  menggerakkan  segala  sumber daya serta tidak tergantung kepada pihak lainPertemuan pertama yang merupakan tahap pertama, pada kegiatan ini dilaksanakan  pada hari minggu  1  juli  2018  yang  diikutioleh  25  remaja  putri,  di  Panti  Asuhan  Putri  Muhammadiyah Purwokerto. Kegiatan ini diawali dengan  pre test pada mitra , hal ini dilakukan oleh  Tim pelaksana untuk  mengetahui  tingkat  pengetahuan  mitra  tentang  perubahan  fisik    organ  reproduksi,  perubahan psikologi remaja dan cara merawat organ reproduksinya. Kemudian dilanjutkan dilakukan pemaparan materi kesehatan reproduksi remaja dengan metode cermah dan diskusi. kegiatan diakhiri dengan post test.  Rata-rata  nilai  post  test  mengalami  peningkatan  dibandingkan  nilai  pre  test  para  peserta.  Pada kegiatan ini tim juga membagikan liflet   yang berisi materi yang telah disampaikan.  Gambar 1. Kegiatan Sosialiasi Kesehatan Reproduksi Remaja pada Mitra Pelaksanaan  kegiatan  selanjutnya  adalah  sosialisasi  materi    tentang  penyakit  menular  seksual, pendewasaan usia perkawinan,  nutrisi pra konsepsi. yang dilaksanakan pada 29 Juli 2018 diikuti 30 remaja putri di Panti Asuhan. Pada kegiatan ini tim membagikan Modul  kesehatan reproduksi remaja. Kegiatan  dilaksanakan  dengan  metode  ceramah  dan  diskusi  sekaligus  membahas  modul  yang dibagikan. Sebelum kegiatan ini dimulai Tim mengulas kembali materi yang telah didiskusikan pada pertemuan pertama.  

The 8thUniversity Research Colloquium 2018Universitas Muhammadiyah Purwokerto642Gambar 2. Kegiatan Diskusi  Kesehatan Reproduksi Remaja pada MitraKegiatan  selanjutnya  dilaksanakan  pertemuan  dengan mitra  19 Agustus  2018. Pada kegiatan ini  tim  pengabdian  membuat  simulasi  kasus  tentang  masalah  kesehatan  reproduksi  remaja.  Mitra dibentuk   dalam   beberapa   kelompok   kecil   dan   diminta   untuk   aktif   berdiskusi   bersama-sama memecahkan  kasus  tersebut,  kemudian  mendemontrasikan  cara  memberikan  pendidikan  kesehatan antar   teman   berkaitan   dengan   kasus   yang   dibahas.   kegiatan   ini   juga   sebagai   evaluasi   untuk mengetahui  peningkatan  pengetahuan  atau  pemahaman  mitra  tentang  kesehatan  reproduksi  remaja dan pra konsepsi. Selama ini masih timbul pro dan kontra dimasyarakat, karena masih adanya anggapan bahwa membicarakan  kesehatan  reproduksi  berkaitan  dengan  organ  reproduksi  dan  seks.    Sebagian  besar masyarakat  masih  beranggapan  pendidikan  seks  sebagai  suatu  hal  yang  vulgar.  Hal  ini  berakibat remaja  yang  belum  paham  tentang  hal  tersebut  merasa  tidak  bertanggung  jawab  dengan  seks  atau kesehatan  anatomi  reproduksinya  yang  kemudian  mendorong  para  remaja  untuk  mencari  tahu  darisejumlah media yang ditawarkan. Dalam mengakses beragam media tersebut terkadang remaja belum mampu  memilih  apa  yang  layak  dikonsumsi  pada  usianya  dan  apa  yang  tidak  (Miswanto,  2014).  Sebagaimana  yang  dikemukakan  oleh  penelitian  Mismanto  tersebut,  pada  program  pengabdian  pada masyarakat  ini,  mitra  pada  awalnya  juga  merasa  malu  membicarakan  materi  tentang  kesehatan reproduksinya.  Hal  ini  merupakan  tantangan  bagi  tim  pengabdian  untuk  dapat  mengemas  kegiatan dengan  lebih  menarik  dan  menghilangkan  kesan  vulgar.  Namun  kendala  yang  dihadapi  oleh  tim pengabdian  adalah  kesulitan  mengkaitkan  kesehatan  reproduksi  dengan  nilai-nilai  islami  karena keterbatasan dari tim pengabdian.  Menurut  penelitian  Dian  (2013)  Pendidikan  seksualitas  dan  kesehatan  reproduksi  di  sekolah selama  ini  belum  komprehensif  dan  sesuai  dengan  realitas  perilaku  seks  dan  resiko  seksual  yang dihadapi oleh  remaja  berimplikasi pada pengetahuan siswa yang  masih terbatas. Hal ini dikarenakan pendidikan  seksualitas  dan  kesehatan  reproduksi  yang  diberikan  di  sekolah  cenderung  memandang aspek kesehatan reproduksi dan seksual remaja menjadi terbatas pada fenomena biologis semata dan cenderung mengkonstruksikan seksualitas remaja sebagai hal yang tabu dan berbahaya yang dikontrol melalui wacana moral, dan agama.           Upaya  meningkatkan  kesehatan reproduksi remaja  telah  dilakukan Pemerintah  dalam program Propernas 2000antara lain salah satu isi programnya adalah meningkatkan partisipasi remaja, dengan mengembangkan peer  educator(pendidik  sebaya),  selain  itu  juga  dengan    mengikis  kemiskinan, menyediakan  informasi  tentang  kesehatan  reproduksi, memperbanyak  akses  pelayanan  kesehatan yang diiringi  dengan  sarana  konseling, meninjau  ulang  segala  peraturan  yang  membuka  terjadinya reduksi  atas  kesehatan  reproduksi  remaja, meminimalkan  informasi  tentang  kebebasan  seksdan menciptakan  lingkungan  keluarga  yang  kokoh,  kondusif,  mendukung  dan  informatif.  Tentunya program tersebut akan bisa berjalan denngan dukungan dari berbagai pihak. Hasil informasi tim pelaksana pengabdian dari Pusat Pelayanan Kesehatan setempat bahwa ada wacana   pengembangan   kesehatan   reproduksi   remaja   dengan   mendirikan   posyandu   remaja   di kelurahan  Tanjung  kecamatan  Purwokerto  selatan.  Tim  berharap  nantinya  Mitra  dapat  berpartisipasi 

The 8thUniversity Research Colloquium 2018Universitas Muhammadiyah Purwokerto643aktif    dalamkegiatan    tersebut    dibawah    binaan    Puskesmas    Purwokerto    Selatan    dengan membemberdayakan  masyarakat  (dari,  untuk  dan  oleh  remaja).  Pendidikan  kesehatan  reproduksi harus  dianggap  sebagai  bagian  dari  proses  pendidikan  yang  mempunyai  tujuan  untuk  memperkuat dasar-dasar  pengetahuan  dan  pengembangan  kepribadian  melalui  pendidikan  kesehatan  reproduksi merupakan  upaya  bagi  remaja  (mitra)  untuk  meningkatkan  pemahaman  ,  pengetahuan,  sikap  dan perilaku    positif    tentang    kesehatan   reproduksi   dan    seksualnya    serta    meningkatkan    derajat reproduksinya. KESIMPULANProgram Iptek bagi Masyarakat ini telah memberikan informasi dan edukasi pada mitra tentang kesehatan  reproduksi  remaja  dan  perawatan  pra  konsepsi.  sehingga  pengetahuan  dan  keterampilan mitra meningkat. Selain itu  dengan berbekal pengetahuan, modul dan liflet diharapkan mitra mampu menjadi  pendidik  sebaya,  memberikan  pengaruh  yang  positif  bagi  teman  sebaya  di  sekolah  maupun dilingkungannya. DAFTAR PUSTAKAWidyastuti,  Y.,    Rahmawati  A.,  Purnamaningrum.(2009).Kesehatan  Reproduksi.Yogyakarta :Fitramaya Manuaba , Ida Bagus. (1999).   Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Arcan  Pusat Data Dan InformasiKemenkes RI.(2014).Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.JakartaY.  Wulandari,  Wahyu  Dwi,    (2017).Preconception  Care  sebagai  Stategi  Menurunkan  Angka kematian Ibu di Indonesia . Jurnal Kesehatan Kususma Husada. 8(2) , 140-144Yulizawati , Lusiana,  Ayu Nurdian, (2016). Pengaryh Pendidikan  Kesehatan  metode  Peer Education mengenai  Skrining  Prakonsepsi  Terhadap  Pengetahuan  dan  Sikap  Wanita  Usia  Subur  Wilayah Kabupaten Agam, Journal Of Midwevery, 1(2), 11-17Mismanto.  (2014).  Pentingnya  Pendidikan  Kesehatan  Reproduksi  dan  Seksualitas  pada  Remaja. Jurnal Studi Pemuda, 3(2), 111-121Siti  Hikmah  Anas.  (2010). Sketsa  Kesehatan  Reproduksi  Remaja. Jurnal  Studi  Gender  dan  Anak YINYANG, 5(1), 199-21

Komentar