Edukasi HIV aids & Kehamilan Tidak di inginkan




 Ringkasan Teori, Tata Laksana dan Edukasi 

1. HIV AIDS 

a. Pengertian HIV HIV merupakan retrovirusyang menjangkiti selsel sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Terjangkiti virus HIV (biasanya disebut sebagai positif HIV) tidaklah sama dengan mengidap AIDS. Banyak orang yang positif HIV tidak menderita sakit selama bertahuntahun. Infeksi virus inilah yang kemudian berakibat pada 44 menurunnya sistem kekebalan. Seiring dengan berkembangnya HIV dalam tubuh, virus tersebut secara perlahan menggerogoti sistem kekebalan tubuh. Lamanya dapat bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain. Dengan gaya hidup sehat, jarak waktu antara infeksi HIV dan menjadi sakit karena AIDS dapat berkisar antara 10-15 tahun, kadang-kadang bahkan lebih lama. Terapi antiretroviral dapat memperlambat perkembangan AIDS dengan menurunkan jumlah virus dalam tubuh yang terinfeksi. 

b. Pengertian AIDS AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS menggambarkan sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS sendiri disebabkan oleh virus yang sebut HIV, Human Immunodeficiency Virus. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. Sebelum lebih jauh mengupas penularan HIV, perlu dipahami dulu pengertian HIV sehingga dapat lebih memahami serta membedakan dari AIDS. Istilah AIDS dipergunakan untuk tahap infeksi HIV yang paling lanjut. Sebagian besar orang yang terkena HIV, bila tidak mendapat pengobatan akan menunjukkan tanda-tanda AIDS dalam waktu 8-10 tahun.

 c. Gejala-gejala HIV Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak setelah terjadi infeksi. Beberapa orang 45 mengalami gangguan kelenjar dengan efek seperti demam (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan pada limpa), yang dapat terjadi antara enam minggu dan tiga bulan setelah terjadinya infeksi. Kendati infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut kepada orang lain. Satusatunya cara untuk menentukan apakah HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.

 d. Tahap-tahapan AIDS AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut: 1) Tahap I : penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS. 2) Tahap II meliputi infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak kunjung sembuh. 3) Tahap III meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru 4) Tahap IV meliputi penyakit parasit pada otak (toksoplasmosis), infeksi jamur kandida pada saluran tenggorokan (kandidiasis), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paruparu (bronchi) atau paru-paru.

 e. Penularan HIV AIDS HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti darah, cairan semen, cairan vagina dan air susu ibu. 46 HIV dapat ditularkan melalui beberapa cara, yaitu: 1) Penularan secara seksual: HIV dapat ditularkan melalui seks penetratif yang tidak terlindungi. 2) Penularan melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian 3) Penularan dari ibu ke anak: HIV dapat ditularkan ke anak selama masa kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui. Pada umumnya, terdapat 15-30% risiko penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah kelahiran. 4) Penularan melalui transfusi darah: kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi darah dan produkproduk darah yang terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih dari 90%). Kendati demikian, penerapan standar keamanan darah menjamin penyediaan darah dan produkproduk darah yang aman, memadai dan berkualitas baik bagi semua pasien yang memerlukan transfusi. 

f. Pencegahan Penularan HIV dapat dicegah dengan: 1) Berpantang seks, menghindari perilaku seks bebas dan tetap setia pada pasangan/tidak berganti-ganti pasangan, atau melakukan seks secara “aman”. 2) Apabila kita akan menjalani transfusi darah, pastikan bahwa darah dan alatalatnya steril dan telah melalui tes HIV dan standar keamanan darah. 3) Katakan TIDAK pada narkoba, apapun bentuknya. 47 

g. Peran bidan dan edukasi Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada dalam pelayanan KIA mempunyai wewenang dalam memberikan pelayanan kesehatan, melakukan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual. Deteksi dini faktor risiko HIV AIDS yang terintergrasi pada program KIA sangat penting dilakukan dalam proses penentuan kejelasan status HIV AIDS ibu hamil yang berkunjung pada pelayanan KIA. Kejelasan status HIV menentukan tindakan apa yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan program pencegahan penyakit HIV AIDS. Peran bidan dalam memberikan pelayanan antenatal care untuk mendeteksi secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil dan mencegah transmisi vertikal dari ibu ke bayi. Mengingat tugas bidan yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan ante natal care khususnya pada ibu hamil yang mempunyai faktor risiko tertular HIV/AIDS. Peran bidan merupakan peran yang dilakukan oleh bidan dalam memberikan informasi tentang pemeriksaan VCT, peran bidan dalam menganjurkan atau mengajak ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan VCT dan peran bidan dalam melakukan evaluasi kepatuhan ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan VCT. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi yang merupakan upaya penting yang dilakukan oleh bidan. 48 2. Kehamilan Tidak Diinginkan




 a. Pengertian KTD Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD/ unintended pregnancy) didefinisikan sebagai kehamilan yang terjadi pada saat tidak menginginkan anak pada saat itu (mistimed pregnancy) dan kehamilan yang tidak diharapkan sama sekali (unwanted pregnancy). 

b. Alasan Kehamilan Tidak Diinginkan alasan yang dikemukakan mengapa kehamilan tidak diinginkan sebagai berikut; 

1. Penundaan dan peningkatan jarak usia perkawinan, dan semakin dininya usia menstruasi pertama (menarche). Usia menstruasi yang semakin dini kawin yang semakin tinggi menyebabkan “masa-masa rawan” semakin panjang. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus hamil diluar nikah. 

2. Ketidaktahuan atau minimnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat mengakibatkan kehamilan. 

3. Kehamilan yang diakibatkan oleh pemerkosaan.

 4. Kondisi kesehatan ibu yang tidak mengizinkan kehamilan.

 5. Persoalan ekonomi (biaya untuk melahirkan dan membesarkan anak). 

6. Alasan karir atau masih sekolah (karena kehamilan dan konsekuensi lainnya yang dianggap dapat menghambat karir atau kegiatan belajar). 

7. Kehamilan karena incest (hubungan seksual antara yang masih sedarah).

 8. Kondisi janin yang dianggap cacat berat atau berjenis kelamin yang tidak diharapkan. 

49 c. Etiologi Kehamilan tidak diinginkan bisa terjadi karena ada yang mendasari penyebabnya. Menurut Kusmiran (2011), terdapat faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan tidak diinginkan diantaranya adalah: 1) Kegagalan Kontrasepsi Kegagalan kontrasepsi adalah kasus terjadinya kehamilan pada akseptor aktif yang pada saat tersebut menggunakan metode kontrasepsi. Kegagalan kontrasepsi itu sendiri atau karena ketidak patuhan dan ketidaksempurnaan akseptor dalam memakai kontrasepsi. Berikut merupakan alasan mengenai kegagalan kontrasepsi yang sering terjadi: a) Tidak mengikuti petunjuk penggunaan kontrasepsi secara benar. Jika menngunakan pil, konsumsi diwaktu yang sama setiap hari dan pastikan mengikuti petunjuk yang ada. Jika menggunakan kondom, pastikan menggunakan secara tepat dan kondom yang digunakan dalam kondisi yang baik sebelum digunakan. Jika menggunakan diafragma atau cervical cap, pastikan terpasang dengan baik. Sedangkan wanita yang menggunakan IUD sebaiknya mengikuti petunjuk petugas kesehatan. b) Penggunaan kontrasepsi yang tidak konsisten Kontrasepsi harus digunakan secara teratur dan sesuai dengan petunjuk untuk mencapai keefektivitasan yang maksimum. Jika menggunakan kontrasepsi oral dan lupa meminum pil meskipun hanya satu kali, risiko 50 mengalami kehamilan akan meningkat. Metode penghalang kontrasepsi seperti kondom, cervical cap, dan diafragma harus digunakan secara teratur agar efektif. Wanita yang memakai KB alami harus menggunakannya secara tepat dan konsisten unrtuk mencegah kehamilan yang efektif. Satu tindakan yang tidak terlindungi dalam berhubungan seks dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan. c) Kondom bocor saat berhubungan seks Diperkirakan 2-5% kondom yang bocor atau saat digunakan. Hal ini lebih sering dikarenakan penyalahgunaan; selain itu robekan kecil dapat terjadi karena kuku maupun perhiasan. Kondom yang dipakai kadaluwarsa, salah penyimpanan, kerusakan selama atau setelah pembuatan secara besarbesaran oleh pabrik. d) Menggunakan antibiotik atau obat-obatan lain atau jamu bersamaan dengan pil kontrasepsi. Antibiotik yang ditemukan memiliki sifat yang berkebalikan dengan keefektivitasan Pil kombinasi kontrasepsi dengan cara kerja menurunkan konsentrasi steroid hormone plasma. Wanita yang menggunakan pil kombinasi kontrasepsi sebaiknya menggunakan metode alternatif kontrasepsi selama beberapa bulan mereka menggunakan antibiotik. e) Mempercayai bahwa pada periode ketidaksuburan tidak bisa hamil atau tidak merasa berisiko karena hanya melakukan hubungan seks satu kali tanpa menggunakan jenis kontrasepsi apapun. 51 Kehamilan normal terjadi pada pertengahan siklus, bagaimanapun banyak wanita yang mengalami kehamilan di saat periode ketidaksuburannya. 2) Tidak Menggunakan Kontrasepsi BKKBN (1998), menyatakan bahwa dari beberapa penelitian dan indepth interview dapat disimpulkan penyebab utama yang berekembang mengapa sebagian besar wanita yang umumnya berkeinginan menghindari kehamilan, namun mereka tidak menggunakan kontrasepsi. Hal itu ditandai dengan alasanalasan sebagai berikut: a) Kesenjangan terhadap akses dan kualitas keluarga berencana berupa penyediaan kontrasepsi dan fasilitas pelayanan yang memadai b) Alasan kesehatan, alasan kecemasan karena takut efek samping yang dilibatkan karena pengaruh kontrasepsi. c) Kesenjangan informasi / KIE (komuniasi, Informasi dan Edukasi) d) Oposisi dari suami, keluarga, dan masyarakat. e) Kurang peduli terhadap risiko kehamilan d. Dampak yang ditimbulkan Berbagai akibat yang mungkin dapat ditimbulkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan, antara lain (BkkbN, 2007): 1) Kehamilan yang tidak diinginkan dapat mengakibatkan lahirnya seorang anak yang tidak diinginkan (unwanted child). Masa depan anak yang tidak diinginkan ini sering tidak mendapat kasih sayang dan pengasuhan 52 yang semestinya dari orang tuanya membuatanak lebih rewel dari biasanya. 2) Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dapat memicu terjadinya pengguguran kandungan (aborsi) karena sebagian besar perempuan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan mengambil keputusan atau jalan keluar dengan mengalami aborsi, terlebih lagi aborsi yang tidak aman. e. Peran Bidan dan Edukasi Perlu peran aktif tenaga kesehatan khususnya bidan dalam memberikan penyuluhan dan mensosialisasikan tentang risiko kehamilan di usia remaja. Sasaran penyuluhan tidak hanya remaja, tetapi juga pihak keluarga. Bidan pelaksana di Puskesmas dapat melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja dengan membentuk PKPR.


Komentar